MERANGIN – Kendati terbilang cukup baik dan paling replikatif dalam penanganan penekanan angka stunting di Provinsi Jambi, Pemerintah Kabupaten Merangin sepertinya belum bisa berpuas diri.
Dinahkodai Bupati H Mashuri, Pemkab Merangin kembali membuat gerakan jitu untuk mengentaskan masalah stunting (kekerdilan). Yakni akan mengerahkan para Kader Pembagunan Manusia (KPM) di berbagai pelosok desa. Dengan fokus utama melakukan pelayanan pencegahan dan penurunan angka stunting.
Sebelum turun memberikan pelayanan puluhan KPM, warga yang terpilih dari berbagai desa, Rabu (13/7), dikumpulkan di Kota Bangko, ibukota Kabupaten Merangin. Mereka diberikan pembekalan dan pembinaan Bupati Merangin dan pemangku instansi terkait Pemkab Merangin, terkait pelayanan masalah stunting di desa-desa.
Didampingi Kadis Kesehatan dr Soni, pertemuan pembinaan KPM tersebut dibuka Bupati Merangin diwkaili Asisten III M Zubir.
M Zubir menyampaikan, PKM adalah kader masyarakat terpilih yang mempunyai kepedulian dan bersedia mendedikasikan diri untuk ikut berperan dalam pembangunan manusia di desa. Terutama dalam monitoring dan fasilitasi konvergensi penanganan stunting.
“Pengertian konvergensi intervensi pada sasaran adalah, bahwa setiap ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, dan anak usia 0-23 bulan mendapatkan akses layanan atau intervensi yang diperlukan untuk penanganan stunting secara terintegrasi, ” katanya.
Diakui M Zubir, tugas dan perang KPM tidaklah ringan. PKM akan sangat membantu melakukan pemantauan layanan pencegahan stunting dengan sasaran rumah tangga, yaitu 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak.
Tidak hanya itu, PKM berperan aktif dalam memastikan setiap kelompok sasaran cegah stunting hingga ke pelosok desa, serta memastikan bahwa setiap desa mendapatkan layanan yang berkualitas.
Baca juga:
Vaksin Booster Itu Penting, Apa Alasannya?
|
“Kita akan terus meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia petugas kesehatan Puskesmas dengan KPM yang ada di desa. Meningkatkan kepedulian dan pemahaman masyarakat tentang masalah stunting, ” papar Zubir.
Selain itu tegas M Zubir, KPM mempromosikan pengukuran tinggi badan balita sebagai deteksi dini stunting, meningkatkan konvergensi dan koordinasi dalam penanganan stunting dan meningkatan alokasi APBD desa untuk kegiatan terkait gizi dan penanganan stunting.
Stunting jelas Asisten III Setda Merangin lagi, dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan otak dan fisik. Sehingga nantinya prestasi belajar menjadi rendah, mudah sakit dan perkembangan tubuh yang tidak optimal sesuai dengan usia.(IS/guh)