JAMBI - Pemerintah daerah bersama TNI dan Polri telah memikirkan dan melakukan langkah yang nyata untuk menjamin ketersediaan minyak goreng di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, Provinsi Jambi, stabil dan cukup. Sebab itu, masyarakat Jambi tidak perlu gaduh dan khawatir, karena pendistribusiannya diawasi ketat.
Kepala Kepolisian Daerah Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo menegaskan hal itu ketika memantau pelaksanaan Pasar Murah Minyak Goreng di Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, bersama Danrem 042/Gapu Brigjen TNI Supriono dan Ketua DPRD Jambi Edi Purwanto, Minggu (6/3).
Baca juga:
Pemkab Merangin Siap Hadang Omicron
|
Kapolda menyebutkan, salah satu langkah nyata yang kini dilakukan untuk mengatasi kelangkaan dan mahalnya minyak goreng yang menjadi gonjang-ganjing warga di sejumlah daerah, adalah dengan mengencarkan kegiatan Operasi Pasar Minyak Goreng di berbagai pelosok Jambi.
“Operasi pasar minyak goreng murah diselenggarakan dengan tujuan untuk membantu masyarakat mudah mendapatkan minyak goreng yang “seakan” menghilang” di pasaran. Harganya pun layak dan terjangkau, ” kata kapolda.
Kapolda juga mewanti-wanti jangan ada pihak maman pun yang coba-coba untuk melakukan permainan bisnis kotor dalam tata niaga minyak goreng di Jambi. Baik oleh pedagang spekulan, maupun oleh oknum pedagang distributor minyak goreng di Jambi.
"Memang ada beberapa orang yang sengaja ikut memborong minyak goreng, sehingga pasarannya di sejumlah tempat meninggi. Tapi kami, TNI-Polri, pemerintah daerah bersama DPRD Jambi, telah berkomitmen untuk menangkal itu. Kini Stoknya cukup dan warga dapat membelinya dengan harga yang layak, ” tandas Kapolda A Rachmad Wibowo.
Sementara itu Danrem 042/Gapu Brigjen TNI Supriono mengatakan hal senada. Menurutnya, stabilitas perdagangan komoditi pangan harus dijaga bersama. Apalagi menjelang bulan puasa yang tidak lama lagi datang.
Begitu juga Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto. Dia mengingatkan jangan sampai para distributor minyak goreng bermain-mian dengan harga. Karena sekarang kondisi rakyat sedang sulit akibat dampak pandemi Covid-19. (UTI)